Jumat, 05 Juni 2015

Kerkhoff di Bandung Tempo dulu (bagian 3)


      Masih soal kerkhoff di Bandung, selanjutnya ada makam unik lain yang dapat kita temukan di makam Pandu. Pada makam ini terdapat patung seseorang berpakaian pilot dan helm yang sedang menundukkan kepala sambil memegang batu nisan. Pada nisan yang dipegangnya itu tertera nama Charles Philippe Marie Mathus Bogaerts dengan tahun lahir 1900 dan wafat 1933. Makam ini tidak sendirian, di sebelah kanannya terdapat sebuah makam lain dengan pahatan nama yang sudah samar, Johannes Cornelis Pols. Baling-baling pesawat yang sudah retak dan terbuat dari batu terletak di bagian atas makam. Angka tahun wafatnya sama dengan Bogaerts, 1933.

   
Kedua makam dengan bentuk unik ini agak tertimbun tanah dan tumbuhan liar. Ketiadaan informasi memang membuat makam ini tidak berbicara banyak. Namun dari catatan sejarah penerbangan di Indonesia dapat diketahui bahwa J. C. Pols adalah seorang penerbang berpangkat Letnan Satu Infanteri, sedangkan Dr. Ir. CPM. M. Bogaerts adalah seorang insinyur mesin militer dengan pangkat Kapten Infanteri. Kedua orang ini tewas dalam kecelakaan pesawat Fokker F.C. V 442 di Padalarang pada tanggal 31 Agustus 1933.




 
Kompleks Makam Laci
    Makam di blok ini mempunyai bentuk yang berbeda dengan makam pada umumnya. Di sini makam-makam hanya terlihat bagian nisannya saja yang terpajang berjajar dalam dua tingkat sehingga membentuk dinding yang penuh dengan nisan. Sepintas tampak hanya seperti susunan nisan yang ditempel di sebuah dinding. Tetapi ternyata bentuk sesungguhnya tidaklah seperti itu. Nisan-nisan ini seperti laci yang dapat kita tarik keluar. Di balik setiap nisan terdapat ruang memanjang yang cukup luas untuk menyimpan sebuah peti jenazah. Pada bagian bawah ruang terdapat dua jalur besi seperti rel yang berfungsi untuk menggeser masuk atau keluarnya peti jenazah.
Di Permakaman Pandu terdapat dua kompleks Makam Laci yang terpisah lokasinya. Masing-masing lokasi memiliki 52 kolom laci yang terbagi dalam barisan memanjang dan bertingkat dua. Nisan-nisan yang terpasang memiliki bentuk yang hampir mirip, umumnya persegi panjang, namun dengan bahan yang berbeda. Ada yang berbahan batu andesit, marmer lokal, sampai marmer impor dari Italia. Dari seluruh nisan yang ada, hanya sebagian saja yang tulisan-tulisannya dapat dibaca dengan mudah, yang lainnya kebanyakan sudah agak kabur dan perlu upaya ekstra agar dapat membacanya.

    Sebagian makam laci berada dalam kondisi yang menyedihkan, banyak batu nisan yang hilang sehingga bagian dalam makam terbuka lebar. Beberapa tahun lalu bahkan masih dapat kita temukan sisa tulang-belulang di dalam beberapa makam. Sebagian lagi dalam kondisi hampir seluruh bagian nisan tertutup tumbuhan liar. Selain beberapa nisan baru, seluruh nisan pada Makam Laci ini berasal dari tahun sebelum 1950.



  
Ereveld Pandu
Ereveld atau “Taman Kehormatan” Pandu adalah lokasi pemakaman tentara Belanda atau Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (KNIL) yang tewas pada masa revolusi kemerdekaan RI. Makam ini tertutup untuk umum, hanya anggota keluarga atau ahli waris saja yang dapat berkunjung ke sini. Selain pihak keluarga atau pemerintahan, maka siapa saja yang ingin berkunjung harus mendapatkan surat izin terlebih dulu dari kantor pusatnya di Jakarta. Di Indonesia terdapat tujuh kompleks Ereveld dan dua di antaranya ada di Priangan, yaitu di Bandung dan di Leuwigajah, Cimahi. Lima lainnya adalah Ereveld Menteng Pulo dan Ereveld Ancol di Jakarta, Ereveld Kalibanteng dan Candi di Semarang, dan Ereveld Kembang Kuning di Surabaya. Seluruh kompleks Ereveld ini mendapatkan biaya pemeliharaan dari pemerintah Belanda.


Kompleks Makam Pejuang Indonesia
Bila pejuang Belanda dimakamkan di Taman Kehormatan atau Ereveld yang sangat rapi dan teratur, lain lagi dengan pejuang Indonesia. Para pejuang pribumi ini dimakamkan di permakaman umum tanpa batas area yang jelas. Umumnya makam para pejuang ini ditandai dengan sebilah bambu kuning dengan bendera merah-putih yang ditancapkan di sebelah batu nisannya. Dari 109 makam yang berjajar dua baris ini hanya sedikit saja yang memiliki nama, yang lainnya hanya memiliki nomor saja pada nisannya. Salah satu makam pejuang di sini beberapa tahun lalu hampir saja dibongkar sebelum akhirnya diketahui tercatat atas nama Alexander Jacob Patty, seorang pejuang radikal dari Saparua yang wafat di Bandung pada tahun 1957.





sumber foto :
https://mooibandoeng.wordpress.com/2014/04/29/1269/

 sumber :
https://mooibandoeng.wordpress.com/2014/04/29/permakaman-bandung-tempo-dulu/

1 komentar:

  1. mau nanya, nama keluarga saya kan van de kerkoff , mau tau aja asal usulnya gimana, katanya ada hubungannya sama bosscha, tp yang saya tau almarhum opa dari cicalengka , *maaf ga nyambung , wkwkwkwkwkkw

    BalasHapus

Balai Kota Bandung, Kisah sebuah Gudang Kopi

Balaikota Bandung... Sebuah gedung yang bernuansakan Putih, yang berada di Jalan Wastukancana. Gedung yang juga diapit oleh Jalan Ace...