ketika peristiwa Bandung Lautan Api
(1946). Kios-kios di Pasar Baru dibakar tentara Belanda. Wilayah Bandung
terpisah menjadi bagian utara dan selatan. Kedua wilayah dibatasi rel
kereta api yang membujur dari Cimahi hingga Kiaracondong. Wilayah utara
dikuasai Belanda, sedangkan selatan oleh pribumi dan warga asing. Akibat peristiwa itu, warga Tionghoa
mengungsi ke kawasan Tegalega, Kosambi, Sudirman, dan Cimindi. Dengan
demikian, dari Pasar Baru, kawasan pecinan meluas ke daerah-daerah
tersebut. Warga Tionghoa dan pribumi pun bersatu kembali.
Budayawan Tionghoa, Drs. Soeria Disastra, mengatakan bahwa pecinan
memang ada, tapi tidak ada batasan. Maksudnya, hubungan warga Tionghoa
dan Pribumi sekitar abad ke-19 dekat sekali. Akan tetapi, Belanda tidak
senang melihat kedekatan itu. Belanda pun memisahkan Tionghoa dan Pribumi dari segi ekonomi. Warga
Tionghoa dijadikan perantara perekonomian bangsa Eropa dan pribumi.
Menjual rempah-rempah dari pribumi ke Belanda untuk di ekspor. Lama
kelamaan kedekatan itu pun memudar.
Saat ini, daerah Pecinan di Bandung semakin luas meliputi Jalan Pasar
Baru, Jalan ABC, Jalan Banceuy, Jalan Gardu Jati, Jalan Cibadak, dan
Jalan Pecinan Bandung. Sie Tjoe Liong seorang narasumber berpesan agar warga pribumi dan
Tionghoa tetap akur. ”Sekarang mah ga ada pecinan teh. Sudah berbaur. Interaksi antara warga Tionghoa dan pribumi telah berlangsung lama. Kita adalah bangsa Indonesia,” kata dia.
Sampai saat inipun sisa-sisa peninggalan
masyarakat Tionghoa terdahulu di Parijs van Java masih terlihat jelas,
sepanjang jalan banceuy, jalan klenteng, pun asia afrika, masih dijumpai
rumah-rumah tua yang dihuni oleh orang Tionghoa, dapat dipastikan pula
bahwa mereka telah menghuni rumah tersebut dalam waktu lama dengan
sistem herediter (turun temurun) dari sang leluhur. Sehingga ketika tradisi imlek dirayakan,
maka dapat dipastikan daerah-daerah yang telah disebutkan tadi menjadi
pusat perhelatan hari raya agung untuk masyarakat Tionghoa tersebut. Mereka
hidup rukun saling menghormati, menghargai tanah yang mereka pijak, dan
mengaku bahwa mereka pun berkebangsaan Indonesia.
sumber :
http://www.infobdg.com/v2/menguak-tabir-sejarah-bandung-china-town/
https://didasadariksa.wordpress.com/2010/11/02/sejarah-masyarakat-tionghoa-di-bandung/
sumber foto :
http://mooibandoeng.tumblr.com
aleutwordpress.com
google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar