Sampai awal tahun 1970-an, ada objek wisata yang mungkin
terdengar ganjil di kota Bandung, yaitu area permakaman. yang pasti bukan permakaman umum biasa,
melainkan permakaman khusus bagi orang-orang Eropa yang bermukim di kota Bandung, pemakaman orang orang Eropa tersebut biasa disebut Kerkhof yang pada waktu itu terletak di Kebon
Jahe. Kenapa tidak biasa? Ya seperti yang kita tahu, makam-makam orang
Eropa biasa diberi hiasan-hiasan secantik mungkin sehingga mengurangi
kesan angker di kompleks makam.
Bentuk hiasan makam tersebut bermacam-macam, ada patung-patung marmer yang indah
berbentuk malaikat atau bidadari, pot-pot bunga berbahan porselen,
gelas, sampai kuningan pun ada. Nisan-nisan berbagai ukuran dan bahan
diukir dengan indah. Kadang nisan itu berbentuk prasasti dengan ukuran
sampai sebesar pintu rumah dan diletakkan terbaring di atas tanah.
Ornamen makam pun bermacam-macam, semuanya bergaya tradisional Eropa. Membuat kesan makam atau kuburan hilang, berbeda dengan makam makam lokal yang selalu dihinggapi oleh kesan atau nuansa angker.
Cerita keadaan Kerkhof Kebon Jahe dan kegiatan pelesiran di kawasan tersebut dituliskan juga oleh Us Tiarsa dalam bukunya “Basa Bandung Halimunan” (Penerbit Yayasan Galura, 2001). Kerkhof Kebon Jahe dalam kenangan Us Tiarsa adalah tempat yang nyaman, asri, dan banyak mendapatkan kunjungan masyarakat, bukan hanya warga sekitar tetapi juga datang dari daerah lain di Bandung. Bunga-bungaan yang tersusun indah dan pohonan yang meneduhkan ditanam di seluruh penjuru permakaman.
Kaum tua biasa berkelompok mengobrol atau membaca buku di tempat teduh, sering tampak orang-orang bermain catur. Yang remaja main lompat-lompatan antarsuhunan makam, sedangkan anak-anak bermain kucing-kucingan atau berburu potongan marmer untuk dijadikan kelereng. Potongan marmer dibentuk bulat dengan cara dipukuli memakai besi tumpul, lalu dihaluskan menggunakan hampelas. Kadang, marmer itu ditumbuk sampai menjadi bubuk halus dan dijadikan bubuk pembersih porselen atau barang kerajinan.
Tapi Kerkhof Kebon Jahe sudah lama hilang dari Kota Bandung. Kompleks permakaman ini dibongkar pada tahun 1973 untuk dijadikan lapangan olah raga yang kita kenal sekarang dengan nama GOR Pajajaran. Sejumlah makam yang ada dipindahkan ke beberapa lahan lain seperti ke Permakaman Kristen Pandu, Sadangserang, dan kompleks makam di sebelah barat Tamansari. Entah bagaimana pemilihan makam yang dipindahkan itu tetapi sepertinya tidak semua makam terpindahkan. Mungkin sebagian rusak dan hancur, lalu musnah. Sebagian lagi tercecer di sana-sini seperti sebuah nisan besar yang dijadikan alas cucian warga di sekitar mata air Ciguriang.
prosesi pemakaman di kerkhoff pandu |
sumber foto :
https://mooibandoeng.wordpress.com/2014/04/29/1269/
sumber :
https://mooibandoeng.wordpress.com/2014/04/29/permakaman-bandung-tempo-dulu/
Makasih infonya
BalasHapushttps://bit.ly/2QsS78N
DEPOSIT PULSA TANPA POTONGAN
BalasHapusBONUS SPECIAL SABUNG AYAMWIN 8X .
s128agen.club