Sebagian makam yang dibongkar dari Kebon Jahe dipindahkan ke Makam
Kristen Pandu dan masih dapat ditemui di sana. Apabila makam-makam ini
dikumpulkan di dalam satu area, tentu masih mampu menghadirkan
cerita-cerita Bandung tempo dulu yang belakangan ini semakin diminati
masyarakat Bandung. Berikut ini sebagian cerita nisan dan makam yang
masih dapat disaksikan di kompleks Permakaman Pandu.
Di bidang arsitektur, kita sering dengar ungkapan bahwa Bandung
adalah kotanya Schoemaker. Pernyataan seperti itu muncul karena di
seluruh wilayah Bandung tersebar bangunan-bangunan monumental hasil
karya arsitek Charles Prosper Wolff Schoemaker. Sebut saja Gedung
Merdeka, Hotel Preanger, Gedung Majestic, Gedung Landmark, Gereja
Bethel, Katedral Santo Petrus, Gedung Jaarbeurs (Kologdam), Villa Isola,
Gedung PLN, Gedung Sabau, Masjid Cipaganti dan masih banyak lagi.
Wolff Shoemaker adalah seorang arsitek dan guru besar di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang
ITB). Ia lahir di Banyu Biru pada tanggal 25 Juli 1882, wafat di
Bandung tanggal 22 Mei 1948 dan dimakamkan di Permakaman Pandu. Bentuk
makamnya sangat sederhana dengan nisan berdiri berisi keterangan tanggal
lahir dan wafat serta teks singkat riwayat hidupnya. Arsitek ini juga
dikenal sebagai guru calon presiden RI pertama, Sukarno, semasa kuliah
dan setelah bekerja sebagai juru gambar di biro arsitek milik
Schoemaker. Sayang sekali tokoh ini sempat terlupakan sehingga makamnya
pun hampir dibongkar karena tunggakan pembayaran pajak antara 1994-2006
sebesar Rp. 180.000,-.
Raymond Kennedy
Sepintas tidak ada yang istimewa dari makam ini. Tidak memiliki
bentuk yang unik, tidak mewah seperti makam-makam di sekitarnya. Makam
ini bahkan tidak akan menarik perhatian Anda bila melintasinya. Makam
ini ditandai dengan dua buah nisan, satu nisan berdiri dan satu nisan
berbaring. Nisan yang berdiri berupa batu besar dan tinggi, di beberapa
bagiannya sudah ditumbuhi lumut sedangkan di bagian bawah sudah
tertimbun tanah dan semak-semak. Pada batu itu terpahat nama yang sudah
samar, Raymond Kennedy. Dibawah nama itu mungkin sebelumnya ada satu
plakat lain, namun sudah hilang entah kemana.
Kennedy adalah seorang profesor antropologi dari Yale Univeristy yang
sudah menulis tiga buah buku tentang etnologi Indonesia. Pada tahun
1950, Kennedy sudah tinggal setahun di sini dan sedang mengadakan
penelitian tentang pengaruh kebudayaan barat di Indonesia. Semestinya, nisan Raymond Kennedy ini tidak sendiri, ada nisan
seorang rekannya yang juga ikut terbunuh di jalur jalan antara Cimalaka
dan Tomo, Robert Doyle, seorang jurnalis dari majalah Time and Life yang
sedang mengadakan penelitian di kalangan petani di Priangan. Raymond
Kennedy dan Robert Doyle sedang dalam perjalanan menuju Cirebon ketika
di suatu lokasi dekat Cimalaka mereka dihentikan dan diinterogasi oleh
sekelompok serdadu KNIL. Tidak jelas apa yang terjadi dalam interogasi
itu, tetapi keduanya ditembak mati di tempat. Para serdadu memerintahkan
warga untuk merahasiakan kejadian itu dan agar segera menguburkan kedua
jenazah mereka.
Selang sehari jenazah kedua orang ini ditemukan dan keesokan harinya
berita tentang mayat Robert Doyle sudah dimuat di koran The New York
Times. Kejadian ini dianggap sangat misterius sampai Perdana Mentri Moh.
Hatta ikut berkomentar dan meyakinkan masyarakat bahwa Pemerintah
Indonesia tidak akan menelantarkan kasus ini sampai orang-orang yang
bertanggung jawab diungkap dan dibawa ke pengadilan.Pada tanggal 30 April warga Amerika berkumpul untuk ikut mengantarkan
jenazah Raymond Kennedy dan Robert Doyle yang dimakamkan di Permakaman
Pandu. Beberapa waktu kemudian, para koleganya mempersembahkan monumen
dan plakat yang sampai kini masih berdiri – walaupun tidak terawat – di
Permakaman Pandu.
Mausoleum adalah bangunan yang memiliki ruangan untuk menyimpan satu
atau lebih makam di dalamnya. Di Bandung, beberapa bangunan semacam ini
dapat ditemukan di Permakaman Cikadut. Di dalam kota, mungkin hanya di
Permakaman Pandu saja terdapat sebuah mauseloum dari masa Hindia
Belanda, yaitu milik keluarga pengusaha peternakan berkebangsaan Italia,
Ursone. Bangunan mausoleum yang indah ini berbentuk seperti kuil zaman
Romawi kuno dengan dua patung malaikat di kedua sisi depannya mengapit
pintu masuk. Pada bagian atas tertera tulisan dalam bahasa Latin – ORATE
PRO NOBIS – yang berarti “Doakanlah Kami” dan di bawahnya, atau tepat
di atas pintu masuk, terdapat tulisan Fam. Ursone.
Keluarga Ursone pernah membawa Kota Bandung menjadi sangat terkenal
di awal abad ke-20. Keluarga ini membuka peternakan sapi di wilayah
Lembang pada tahun 1895, lalu mendirikan pabrik pemerahan susu
Lembangsche Melkerij Ursone yang terkenal sebagai pabrik penghasil susu
berkualitas tinggi di Hindia Belanda. Saat mengawali peternakannya,
keluarga Ursone memiliki 30 ekor sapi perah yang didatangkan langsung
dari daerah Friesland di negeri Belanda. Dalam waktu singkat jumlah sapi
ini bertambah sampai 250 ekor. Produksi susu yang awalnya hanya 100
botol saja bertambah menjadi ribuan liter setiap harinya. Produksi susu
yang melimpah ini kemudian ditampung di Bandoengsche Melk Centrale,
yaitu badan usaha gabungan para peternak dan pengusaha susu yang
memiliki fasilitas pengolahan modern dan jaringan distribusi yang lebih
luas.
Makam yang bangunannya dilapisi batu marmer ini merupakan pindahan
dari kerkhoff Kebon Jahe. Terdapat delapan nama dengan 11 nisan yang
terpasang baik di bagian luar atau bagian dalam mauseloum ini. Kedelapan
nama itu adalah A. C. Ursone v Dijk, A. Ursone, Antonio Domenico De
Biasi, Dr. C. G. Ursone, G.M. Ursone, J. A. G. van Dijk, M. G. Ursone,
P. A. Ursone.Tanggal lahir dan tanggal wafat ditulis dengan cara yang unik. Pada
plakat A. C. Ursone v Dijk tertulis – yang artinya lahir pada tanggal
28 April 1881 dan wafat pada tanggal 10 Agustus 1919. Pada plakat
Antonio Domenico De Biasi tertera – yang berarti lahir 12 Januari
1883, wafat 26 Desember 1966. Begitu pula pada plakat lainnya. Selain
itu terdapat satu plakat besar di bagian dalam bangunan makam. Pada
plakat yang berbaring itu tertulis nama Maria Giuseppa Ursone dengan
keterangan lahir di Italia 23 April 1839 wafat di Bandoeng 1 September
1897.
(to be Continue)
sumber & foto : https://mooibandoeng.wordpress.com/2014/04/29/1269/
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusom, makam Mausoleum Ursone ini posisinya didalam Ereveld atau diluar ya? Sebelah mana pemakaman kristen? thanx
BalasHapusdi dalam makam pandu. untuk mengetahui posisi pastinya bisa berkunjung ke sana.
BalasHapusDEPOSIT PULSA TANPA POTONGAN
BalasHapusBONUS SPECIAL SABUNG AYAMWIN 8X .
s128agen.club