|
Menara Simbol Kejayaan Perkebunan Karet milik
Mr. WA Baron Van Baud yang telah berusia 173 tahun dengan perusahaan Perkebunan
Karet bernama Oderneming Van Maatschapaij Baud sekitar tahun 1841. |
Walikota Bandung terpilih saat ini yaitu Ridwan Kamil cukup aktif
membuka banyak taman di Bandung. Sebut saja taman foto, pet park, taman
pasupati, taman film dan masih banyak lagi taman taman yang sengaja
dibuat untuk ruang publik. namun ada taman yang berdiri cukup lama di
pinggiran kota Bandung namun namanya kurang dikenal oleh sebagain
penduduk Bandung.
Di Sumedang tempo dulu,
Jatinangor merupakan daerah perkebunan, tepatnya daerah perkebunan
karet, pemilik perkebunan karet di Jatinangor adalah W.A Baron Baud
seorang berkebangsaan Jerman. Jika anda memasuki kawasani kampus
Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, anda yang menggunakan
kendaraan pribadi dan hendak melewati jalan menanjak yang berawal dari
pangkalan bis DAMRI hingga pintu masuk Unpad sebelah Utara, anda akan
melewati Institut Teknologi Bandung (dulu Universitas Winaya Mukti
(Unwim)), pintu masuk lapangan golf Bandung Giri Gahana, serta jalan
menuju Bumi Perkemahan Kiara Payung. Umumnya, mereka melewati jalan itu
tanpa memperhatikan sisi jalan. Tanpa disadari, ternyata di kawasan itu
terdapat sebuah situs bersejarah.
Ketika anda sampai di sekitar ITB Jatinangor, di sisi kiri jalan,
tepatnya dalam kawasan milik ITB, terdapat sebuah susunan huruf-huruf
yang bertulisan "TAMAN LOJI". Mengapa dinamai Taman Loji? karena di
dalamnya terdapat sebuah menara berwarna putih bergaya neo gothic.
Kebanyakan orang yang melewati tidak mengetahui apa pun mengenai menara
ini, bahkan menyadari keberadaannya pun tidak. Masyarakat sekitar
menamai bangunan putih itu, Menara Loji.
Copy and WIN :
http://ow.ly/KNICZ
Di Sumedang tempo dulu,
Jatinangor merupakan daerah perkebunan, tepatnya daerah perkebunan
karet, pemilik perkebunan karet di Jatinangor adalah W.A Baron Baud
seorang berkebangsaan Jerman. Jika anda memasuki kawasani kampus
Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, anda yang menggunakan
kendaraan pribadi dan hendak melewati jalan menanjak yang berawal dari
pangkalan bis DAMRI hingga pintu masuk Unpad sebelah Utara, anda akan
melewati Institut Teknologi Bandung (dulu Universitas Winaya Mukti
(Unwim)), pintu masuk lapangan golf Bandung Giri Gahana, serta jalan
menuju Bumi Perkemahan Kiara Payung. Umumnya, mereka melewati jalan itu
tanpa memperhatikan sisi jalan. Tanpa disadari, ternyata di kawasan itu
terdapat sebuah situs bersejarah.
Ketika anda sampai di sekitar ITB Jatinangor, di sisi kiri jalan,
tepatnya dalam kawasan milik ITB, terdapat sebuah susunan huruf-huruf
yang bertulisan "TAMAN LOJI". Mengapa dinamai Taman Loji? karena di
dalamnya terdapat sebuah menara berwarna putih bergaya neo gothic.
Kebanyakan orang yang melewati tidak mengetahui apa pun mengenai menara
ini, bahkan menyadari keberadaannya pun tidak. Masyarakat sekitar
menamai bangunan putih itu, Menara Loji.
Copy and WIN :
http://ow.ly/KNICZ
Di Sumedang tempo dulu,
Jatinangor merupakan daerah perkebunan, tepatnya daerah perkebunan
karet, pemilik perkebunan karet di Jatinangor adalah W.A Baron Baud
seorang berkebangsaan Jerman. Jika anda memasuki kawasani kampus
Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, anda yang menggunakan
kendaraan pribadi dan hendak melewati jalan menanjak yang berawal dari
pangkalan bis DAMRI hingga pintu masuk Unpad sebelah Utara, anda akan
melewati Institut Teknologi Bandung (dulu Universitas Winaya Mukti
(Unwim)), pintu masuk lapangan golf Bandung Giri Gahana, serta jalan
menuju Bumi Perkemahan Kiara Payung. Umumnya, mereka melewati jalan itu
tanpa memperhatikan sisi jalan. Tanpa disadari, ternyata di kawasan itu
terdapat sebuah situs bersejarah.
Ketika anda sampai di sekitar ITB Jatinangor, di sisi kiri jalan,
tepatnya dalam kawasan milik ITB, terdapat sebuah susunan huruf-huruf
yang bertulisan "TAMAN LOJI". Mengapa dinamai Taman Loji? karena di
dalamnya terdapat sebuah menara berwarna putih bergaya neo gothic.
Kebanyakan orang yang melewati tidak mengetahui apa pun mengenai menara
ini, bahkan menyadari keberadaannya pun tidak. Masyarakat sekitar
menamai bangunan putih itu, Menara Loji.
Copy and WIN :
http://ow.ly/KNICZ
Di Sumedang tempo dulu,
Jatinangor merupakan daerah perkebunan, tepatnya daerah perkebunan
karet, pemilik perkebunan karet di Jatinangor adalah W.A Baron Baud
seorang berkebangsaan Jerman. Jika anda memasuki kawasani kampus
Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, anda yang menggunakan
kendaraan pribadi dan hendak melewati jalan menanjak yang berawal dari
pangkalan bis DAMRI hingga pintu masuk Unpad sebelah Utara, anda akan
melewati Institut Teknologi Bandung (dulu Universitas Winaya Mukti
(Unwim)), pintu masuk lapangan golf Bandung Giri Gahana, serta jalan
menuju Bumi Perkemahan Kiara Payung. Umumnya, mereka melewati jalan itu
tanpa memperhatikan sisi jalan. Tanpa disadari, ternyata di kawasan itu
terdapat sebuah situs bersejarah.
Ketika anda sampai di sekitar ITB Jatinangor, di sisi kiri jalan,
tepatnya dalam kawasan milik ITB, terdapat sebuah susunan huruf-huruf
yang bertulisan "TAMAN LOJI". Mengapa dinamai Taman Loji? karena di
dalamnya terdapat sebuah menara berwarna putih bergaya neo gothic.
Kebanyakan orang yang melewati tidak mengetahui apa pun mengenai menara
ini, bahkan menyadari keberadaannya pun tidak. Masyarakat sekitar
menamai bangunan putih itu, Menara Loji.
Copy and WIN :
http://ow.ly/KNICZ
Saat memasuki kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, baik itu mahasiswa maupun umum yang menggunakan kendaraan pribadi akan melewati jalan menanjak
yang berawal dari pangkalan bis DAMRI Jatinangor hingga pintu masuk Unpad sebelah
Utara. Dalam perjalanan tersebut, para mahasiswa melewati Universitas Winaya
Mukti (Unwim), pintu masuk lapangan golf Bandung Giri Gahana, serta
jalan menuju Bumi Perkemahan Kiara Payung. Umumnya, mereka melewati
jalan itu tanpa memperhatikan sisi jalan. di
kawasan itu terdapat sebuah situs bersejarah yang keberadaannya kurang disadari oleh masyarakat.
Di sisi kiri jalan, tepatnya dalam kawasan milik Unwim, terdapat sebuah menara berwarna putih bergaya neo gothic. Pada menara tua dan tidak terurus itu, terdapat tumbuhan liar yang memenuhi. Berbagai coretan pun mengotori tembok putihnya. Menara apakah itu? Kebanyakan orang yang melewati tidak mengetahui apa
pun mengenai menara ini, bahkan menyadari keberadaannya pun tidak. Sulit untuk mengetahu nama pasti menara ini. Ada yang menyebutnya
Menara Jam. Beberapa pihak menyebutnya sebagai Menara Baron Baud, sesuai
dengan nama pemiliknya. Akan tetapi, masyarakat sekitar menamai
bangunan putih itu, Menara Loji.
Pada
masa penjajahan, Jatinangor adalah areal perkebunan pohon karet.
Pemilik perkebunan karet tersebut adalah seorang pria berkebangsaan
Jerman, bernama Baron Baud. Ia bersama perusahaan swasta milik Belanda,
pada tahun 1841, mendirikan perkebunan karet yang luasnya mencapai 962
hektar. Perkebunan ini membentang dari tanah IPDN hingga Gunung
Manglayang. Untuk mengontrol perkebunannya yang luas, Baron Baud membangun sebuah
menara. Menara ini dilengkapi dengan sebuah lonceng yang terletak di
puncak menara dan tangga untuk sampai ke puncaknya.
|
Perkebunan teh Jatinangor pada tahun 1885 |
Menara Loji memiliki dua fungsi utama. Pertama, untuk mengawasi para
penyadap karet yang ia pekerjakan. Kedua, sebagai penanda waktu kerja
para penyadap karet. Pada pukul 05.00, lonceng dibunyikan, tanda bagi
pekerja untuk mulai menyadap karet. Lonceng
kembali berbunyi pada pukul 10.00, sudah saatnya bagi pekerja untuk
mengambil mangkuk-mangkuk yang telah terisi getah karet. Terakhir,
lonceng dibunyikan lagi pada pukul 14.00, para pekerja diperbolehkan
pulang.
Memasuki
masa kemerdekaan Indonesia, tanah perkebunan karet Jatinangor
dinasionalisasikan, dan menjadi milik Pemerintah Daerah (Pemda)
Sumedang. Sayangnya, Pemda tidak melakukan penjagaan yang baik terhadap
situs ini. Pada tahun 1980, lonceng Menara Loji dicuri. Hingga kini,
kasus pencurian ini belum terselesaikan. Pada
tahun 1990, area perkebunan dialihfungsikan menjadi kawasan pendidikan
dengan dibangunnya empat perguruan tinggi, yakni IPDN (Institut
Pendidikan Dalam Negeri), Ikopin (Institut Koperasi Indonesia), Unpad,
dan Unwim.
Sekira tahun 1980-an lonceng Menara Loji dicuri dan hingga kini
kasusnya masih belum jelas; baik mengenai pencurinya, apa motifnya, dan
bagaimana tindak lanjut dari pihak berwenang. Bahkan Pemerintah Daerah
Kabupaten Sumedang pun – selaku pihak yang seharusnya mengawasi
pemeliharaan cagar budaya – tidak tahu-menahu mengenai kelanjutan kisah
pencurian itu. Saat ini Menara Loji nampak tidak terurus. Perawatan
terakhir menara ini berupa pengecatan ulang yang dilakukan oleh pihak
Rumah Tangga UNWIM pada tahun 2000.
Jembatan di Cikuda yang sering disebut dengan nama Jembatan Cincin
pada mulanya dibangun sebagai penunjang lancarnya kegiatan perkebunan
karet. Jembatan Cincin dibangun oleh perusahaan kereta api yang bernama
Staat Spoorwegen Verenidge Spoorwegbedrijf pada tahun 1918 dan berguna
untuk membawa hasil perkebunan. Pada masanya jembatan ini menjadi salah
satu roda penggerak perkebunan karet terbesar di Jawa Barat dan setiap
pagi hari hasil bumi dari Tanjungsari dibawa melalui jembatan ini untuk
dijual di Rancaekek. Rutinitas itu berjalan terus sampai kemudian pada
Perang Dunia II tentara Jepang mengangkut besi-besi rel untuk dilebur
menjadi persenjataan perang.
Sebagaimana halnya dengan Menara Loji, tidak ada satupun instansi
yang mau menangani perawatan jembatan bersejarah ini. Baik Pemda
Sumedang maupun PT KAI (Kereta Api Indonesia) – dua pihak yang cukup
berkepentingan dengan Jembatan Cincin – menyatakan bahwa pemeliharaan
Jembatan Cincin tidak termasuk dalam tanggungjawabnya. Menurut PT KAI,
jembatan ini tidak pernah diperbaiki karena sudah tidak digunakan lagi.
Sedangkan menurut Dinas Budaya dan Pariwisata Pemerintah Daerah
Kabupaten Sumedang, perawatan bangunan bersejarah tidak termasuk dalam
tanggung jawab dinas tersebut karena dinas ini hanya bertugas
memperhatikan dan membina nilai-nilai budaya.
sumber :
http://jatinangorpisan.blogspot.com/2008/01/menara-loji-saksi-sejarah-yang.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Jatinangor,_Sumedang
sumber foto :
http://sugenghadiyono.blogspot.com/2014/06/mengintip-kawasan-perkotaan-jatinangor.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Jatinangor,_Sumedang
http://log.viva.co.id/news/read/421819-bangunan-tempo-dulu-di-jatinangor
Putri Megasari,
fey777