Untuk memudahkan mencari alamat, biasanya orang akan menakan nama sebuah jalan. agar bisa di track alamat yang ia tuju. nah, bicara soal nama jalan ada yang hapal asal usul nama nama jalan di kota Bandung? yuk kita baca sama sama.
Jalan Wastukancana Bandung
Jl. Wastukancana sering disingkat menjadi Wastu. Nama ini diambil dari
nama seorang raja Pajajaran bernama Niskala Wastukancana. Pada saat
perang Bubat, Wastukancana masih berumur 9 tahun. Ayah dan kakak
Wastukancana, Prabu Linggabuana dan Dyah Pitaloka, gugur di medan Bubat.
Wastukancana naik tahta saat umurnya 23 tahun. Beliau memegang
singgasana Pajajaran selama 103 tahun 6 bulan dan 15 hari.
Dahulu nama jalan Wastukancana ini adalah Engelbert Van Bevervoordeweg. Kapten Engelbert van Bevervoorde
adalah pelopor dunia penebangan militer Belanda. Beliau meninggal dunia
pada tahun 1918 setelah pesawat Glenn Martin yang dikemudikannya jatuh
di Bandara Sukamiskin. Untuk mengenang jasanya, pemerintah Belanda
membuat patung dirinya pada tahun 1920. Patung tersebut diletakkan di
sebuah tikungan jalan yang sekarang adalah Jalan Wastu Kencana. Setelah
Indonesia merdeka, patung tersebut dipindahkan ke Museum Bronbeek di
Arnhem, Belanda
Jalan Siliwangi Bandung
Jalan ini dahulu bernama Dr. De Greerweg. Kata Siliwangi diambil dari
seorang tokoh mitologis dan legendaris dalam satra dan sejarah Sunda,
yaitu Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi adalah raja Pajajaran yang
terkenal karena kepemimpinannya dapat menjadikan masyarakat Pajajaran
yang sejahtera, adil dan makmur. Jalan Siliwangi dibangun untuk
memperlancar hubungan antara bagian barat dan timur kota Bandung.
Pemberian nama Siliwangi dilakukan untuk mengenang tokoh bersejarah
tersebut. (sumber : Buku TOPONIMI Kota Bandung oleh T. Bachtiar dkk) di jalan ini terdapat mural terpanjang di
Indonesia hasil karya teman-teman dari Seni Rupa ITB.
Kawasan jalan Siliwangi masih dirimbuni pepohonan yang besar dan tua.
Jalan Banceuy di Bandung
Banceuy adalah nama jalan di kota Bandung yang perpotongannya dari jalan
Asia Afrika (salah satunya). Dalam Kamus Umum Basa Sunda (KKUBS), Banceuy diartikan sebagai kampung
yang bersatu dengan istal (kandang kuda). Kampung disini artinya tempat
tinggal pera pengurus kuda (dan keretanya). Dengan demikian penamaan
daerah ini dilakukan atau diadaptasi berdasarkan fenomena sosiologis.
Yaitu kondisi yang pernah terjadi di daerah tersebut berkenaan pula
dengan hal-hal yang pernah dialami oleh masyarakat.
Kawasan Banceuy dulu pernah dijadikan tempat peristirahatan dan tempat
mengganti kuda, khususnya untuk keperluan transportasi dan penyampaian
benda-benda pos. Dahulu surat dikirim dengan menggunakan jasa
transportasi kuda. untuk pengiriman jarak jauh tentu tidak cukup hanya dengan menggunakan kuda
yang itu-itu saja. Tetapi harus diganti. Nah di Banceuy-lah tempat ganti
kuda ini.
Dahulu pula di daerah ini terdapat sebuah loji (penjara) yang
bersebelahan dengan kandang kuda. Penjara Banceuy namanya. Pemerintah
kolonial penah memenjarakan Soekarno disini. Sel tempat Soekarno
dikurung 'dimuseum'kan, sementara bangunan penjara yang lain telah
dirobohkan dan sekarang jadi ruko. Karena lokasinya yang bersebelahan
dengan kandang kuda, maka daerah ini pun pernah disebut Loji Banceuy.Banceuy nama asal jalannya adalah bantjeuyweg dan diresmikan pemerintah kolonial pada tahun 1871. Sekarang jadi jalan Banceuy.
Jalan Buah Batu Bandung
sebagaimana kita ketahui, Bandung itu dahulunya adalah sebuah danau yang
sangat luas. Seiring berjalannya waktu, air danau ini menyusut dan
bermunculanlah sembulan-sembulan daratan yang diselingi beberapa
cekungan yang masih tergenang air. Diantara sekian jumlah cekungan air,
terdapat sebuah telaga yang banyak mengandung bebatuan. Di tepi telaga tersebut banyak terdapat pohon mangga (Sunda : buah).
Melihat keadaan seperti itu, masyarakat yang tinggal disekitarnya secara
spontan menyebut daerahnya menjadi Buah Batu. Sekarang daerah ini jadi
kawasan yang ramai. Masyarakat Bandung menyebut Buah Batu jadi Bubat.
Jalan Cihampelas Bandung
Salah satu jalan yang paling banyak menampung wisatawan lokal
dan internasional. Jalan Cihampelas. Pola penamaan jalan ini terbentuk
melalui dua aspek : Hidrologis dan biologis. Cihampelas berasal dari gabungan dua kata.
1. Ci = Cai, yang artinya air (Sunda)
2. Hampelas = Nama jenis pohon yang daunnya kasar, seperti kertas amril
(ampelas) yang digunakan untuk menggosok atau menghaluskan besi dan
kayu. Dengan demikian, Cihampelas jika diartikan secara bebas dapat memiliki
dua pengertian. Pertama, air yang memiliki khasiat untuk menghaluskan
kulit atau membersihkan hal lainnya. Kedua, sebuah daerah aliran sungai
yang disekitarnya terdapat banyak pohon Hampelas.
Asal Usul Jalan Lengkong Bandung
Jalan yang pada masa pemerintahan kolonial bernama Groote Lengkong ini
mengandung arti "teluk". Kawasan ini pada jaman dahulu merupakan sebuah
teluk yang besar (hal ini berkaitan dengan asal muasal Bandung sebagai
sebuah danau raksasa, danau purba). Ketika danau Bandung surut, ada
beberapa wilayah yang masih tergenang air. Satu diantaranya disebut Lengkong.
Asal Usul Grootepostweg alias Jl. Asia Afrika
Jalan yang pada saat itu disebut sebagai Groote Postweg (groote = great =
besar, post = pos, weg = jalan) ini membentang sepanjang 1.000 km
melintasi pulau jawa dan menelan nyawa 30.000 ‘koeli’ pribumi. Bayangkan
kalau diambil rata-rata berarti setiap 1 km dikorbankan nyawa 30
pribumi untuk pembuatan jalan ini, miris enggak sih? Sesudah itu,
ternyata fungsi Groote Postweg yang utama ini ternyata gagal dicapai,
karena akhirnya Belanda menyerah pada Inggris setelah diserang melalui
Pelabuhan Semarang di tahun 1811.
Jalan yang dibuat dengan pengorbanan besar itu akhirnya membawa hikmah juga, banyak
hal berawal dari terciptanya Groote Postweg ini. Diantaranya
kelahiran kota Bandung Modern. Karena memang Bandung yang kita kenal
sekarang ini konon katanya direlokasikan dari lokasi sebelumnya (Dayeuh Kolot sekarang, dayeuh = kota, kolot = tua) atas permintaan Daendles kepada bupati Bandung Wiranatakusumah II. Kenapa harus dipindahkan? Karena rencana pembangunan jalan Groote
Postweg di daerah priangan ternyata memiliki selisih jarak sekitar 11 km dari
lokasi kabupaten Bandung pada saat itu, yang berlokasi di sekitar dayeuh kolot.
Jalan Gatot Subroto
Jl. Gatot Subroto, dulu bernama Jl. Papandayan dan Jl.
Pelajar Pejuang 45 dulunya bernama Jl. Tangkuban Perahu. Namun menurut kisah, orang orang pemerintahan Bandung jaman dulu sempat bingung karena Tangkuban Prahu dan Papandayan tidak terletak di kota Bandung. sehingga nama jalan tersebut mengalami pergantian.
Daerah Cikudapateuh
Cikudapateuh merupakan nama dari istal kuda (dalam bahasa Sunda disebut
"banceuy") yang khusus menampung kuda-kuda cacat karena dalam bahasa
Sunda "pateuh" memiliki arti cacat yang biasanya diakibatkan karena
patah tulang. Sebagai pengetahuan tambahan, banceuy biasanya dikelola
oleh warga Tionghoa dan di sekitar banceuy selalu terdapat tempat
istirahat atau pesanggrahan. Setelah beristirahat, pengendara tidak akan
menggunakan kuda yang sama, oleh karena itu perlu dilakukan pemisahan
antara kuda cacat dan kuda sehat.
sumber :
http://www.bandung.eu/2011/11/asal-mula-nama-nama-jalan-di-bandung.html
http://mynameisnia.blogspot.com/2013/01/menjelajah-karees-cikudapateuh.html
terima kasih atas informasinya ya juragan. kunjung balik
BalasHapusajiartikel.com
DEPOSIT PULSA TANPA POTONGAN
BalasHapusBONUS SPECIAL SABUNG AYAMWIN 8X .
s128agen.club