|
peta negri bandung tempo dulu sumber : http://celine.blogdetik.com/tag/tempo-dulu/page/8/ |
Deandels pernah berkata sambil menancapkan sebuah tongkat kayu dan berkata "Coba usahakan,
bila aku datang kembali ke tempat ini, telah dibangun sebuah
kota".
Sebuah adegan yang menjadi cikal bakal lahirnya sebuah kota. semejak itu maka ramailah pembangunan dimulai. Pada awalnya semua bermuara dari jalan raya post yang dibuat dari anyer sampai panarukan oleh deandels. bandung, sebuah kota yang sekarang Heurin ku tangtung, yang menjadi salah satu tujuan pelancong dari berbagai penjuru, adakah para generasi sekarang mengetahui cikal bakal atau asal usul kota tersebut? mari kita simak cerita berikut ini.
Bandung pada jaman dahulu disebut sebagai daerah terra incognita atau daerah
tak bertuan yang jadi sarang pemberontak atau tempat
ekstremes-ekstremes yang sewaktu-waktu bisa menyerbu dan membahayakan kedudukan Kompeni Belanda
di Batavia. Dikutip dari www.infobdg.com/v2/the-story-of-paradise-in-exille/ Kota Bandung, kata Prof. Dr. E.C. Godee Molsbergen dalam
“landsarchinaris” (Arsip Negara), pertama kali ditemukan seorang
Mardijker bernama Juliaen de Silva dengan nama Negorij Bandoeng atau
West Oedjoeng Beroeng. Konon, waktu itu cuma ada 25-30 rumah. Tapi pada
abad ke-17, orang pribumi sering menyebutnya Tatar Ukur dengan penguasa
terkenal Wangsanata alias Dipati Ukur yang kemudian hari diabadikan menjadi nama sebuah daerah di Bandung.
|
Groote Post Weg atau jalan raya post anyer sampai panarukan Sumber : google |
|
|
Priangan Tempo Dulu dilihat dari arah sindang laya |
Kembali kepada cerita mengenai kedatangan Si Mardijker Juliaen de Silva muncul, Wangsanata meningkatkan
pengamanannya. “Jangan-jangan si Juliaen ini teh antek setianya
Kompeni,” ujarnya. Sejak de Siva tiba, Kompeni
seringkali mengintip Tatar Ukur. Jangan-jangan ada tindakan subversif
terhadap Kompeni. Sampai pada th 1712 Abraham van Riebeek cucu dari cape
koloni di Afrika Selatan mendarat di Pelabuhan Ratu. Dia kelak menjadi
van Riebeek pebisnis kopi di Bandung. Dia juga "ngahaja ngajugjug" ke Gunung
Papandayan untuk mendapatkan belerang sebagai campuran untuk Gunpowder
atau bedil sundut (Senjata Api). Sampai kemudian ia meninggal di puncak
Gunung Tangkuban Parahu pada 13 November 1713.
Dari catatan Riebeek ini, Kompeni melihat potensi besar dari Negorij
Bandoeng. Lalu dikirimlah si Kopral Arie Top (sepangkat Babinsa
sekarang). Maka bisa jadi Kopral Arie Top inilah , orang kulit putih
pertama yang jadi Bandoenger. Betul saja, setahun kemudian, warga
Bandung bertambah 300% dengan masuknya 3 orang buangan kakak beradik
bernama Ronde dan Jan Geysbergen. Kenapa disebut buangan ?. Karena
Bandung pada abad 18 masih hutan rimba. Tak heran bila ada sebutan alas
gung liwang liwung, top badak top maung. Jalmo moro, jalmo mati! Karena
yang namanya Situ Hiang atau Danau Bandung, airnya masih menggenangi
beberapa tempat di Tatar Bandung yang merupakan danau-danau kecil.
Sedangkan lahan-lahan lainnya berpaya-paya. Makanya, konon ketika ada
Kopral Kompeni Belanda yang suka menipu dan korupsi, dia dibuang juga ke
“neraka” Bandung ini.
|
Lembang tempo dulu sumber : www.delcampe.net |
Tapi dasar si tukang seleweng ini
ternyata pintar dan cerdik, dia malah jadi pengusaha penggergajian kayu.
Apalagi saat itu, tatangkalan pating ngaleugeujeur di unggal tempat
(pepohonan rimbun disetiap tempat). Wajarlah bila awal abad ke-18
Bandung ini disebut “Paradise in Exille” atau “Sorga dalam Pembuangan”. Pada abad ini, Negorij Bandoeng sudah
punya jalan setapak yang dapat dilewati kuda dan menghubungkan
Bandung-Bogor-Batavia. Sehingga pada 1786 Piter Engelhard membuka kebun
kopi di lereng selatan Gunung Tangkuban Parahu. Hasilnya sangat
memuaskan. Sedangkan yang ngageugeuh selanjutnya adalah Herman Willem
Daendels. Ia menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1808-1811 dan
membangun jalan berkilo-kilo meter. Daendels mendapat julukan “Ijzeren
Marschalk” (Marsekal baja) yang oleh warga pribumi disebut “Mas Galak”.
|
Priangan Tempo dulu Sumber : Google |
Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan
tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels ataupun pihak
kerajaan Belanda, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung. Berdasarkan
data dari berbagai sumber, pembangunan Kota Bandung sepenuhnya dilakukan
oleh sejumlah rakyat Bandung dibawah pimpinan Bupati R.A.
Wiranatakusumah II. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa bupati
R.A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding father) Kota
Bandung.
Pada awalnya Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang
Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat kota
Bandung sekarang. Ketika kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati ke-6,
yakni R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki “Dalem Kaum I”,
kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan hindia
Belanda, dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels
(1808-1811). Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa,
Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung
barat Jawa Barat ke Panarukan di ujung timur Jawa timur (kira-kira 1000
km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah
pimpinan bupati daerah masing-masing.
Mengapa Daendels begitu ngotot untuk memindahkan ibu kota
tersebut? Karena Daendels menginginkan agar rentang kendali terhadap
Kabupaten Bandung lebih mudah, terutama setelah selesainya Jalan Raya
Pos. Sementara itu, ibu kota Parakanmuncang yang posisinya sudah
berdekatan dengan jalan raya pos, namun terlalu dekat dengan ibu kota
Kabupaten Bandung yang baru, letaknya harus digeser ke arah timur laut
dari posisi semula yaitu ke Anawadak, Tanjungsari sekarang.
Dengan kondisi saat itu, Karapyak
dianggap terlalu jauh dari rentang kendali karena jauh di selatan dari
jalan raya pos. Jalan itu semula berupa jalan sebahu yang sudah lama
ada, yang menjadi jalan penghubung antara pusat-pusat kerajaan
sebelumnya. Pada 1809, Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels mulai
memperlebar dan mengeraskan jalan sebahu itu menjadi jalan yang bisa
dilalui kereta pos yang menghubungkan kota-kota di Pulau Jawa dari Anyer
hingga Panarukan sebagai upaya untuk pengamanan Pulau Jawa dari
serangan Inggris.
Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun
1809, bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekali
lahan bakal ibukota baru. Mula-mula bupati tinggal di Cikalintu (daerah
Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke
Kampur Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang). Daendels sudah ingin segera memindahkan ibu kota Kabupaten Bandung
sehingga ketika meresmikan Jembatan Cikapundung di dekat gedung PLN
sekarang, dan deandels lah orang pertama yang menyebrangi jembatan itu untuk pertama kalinya. Dengan penuh kesombongan Daendels menancapkan tongkat dan setengah
mengancam Bupati Kabupaten Bandung sambil berkata
“Zorg, dats als ik terug kom hier een staad is gebiuwd!” yang mempunyai arti :
"Coba usahakan, bila aku datang kembali ke tempat ini, telah
dibangun sebuah kota"
|
Cihampelas 1910 Sumber : google |
Tidak cukup dengan paksaan itu, untuk
menguatkan keinginannya, Herman Willem Daendels pun menulis surat pada
25 Mei 1810, yang bunyinya setelah diterjemahkan oleh Dr. A. Sobana
Hardjasaputra adalah sebagai berikut:
“Setelah memberitahukan dengan surat
kepada penguasa Jakarta dan daerah pedalaman Priangan bahwa ia telah
mendengar ketika mengadakan inspeksi yang terakhir bahwa ibu kota
Bandung dan Parakanmuncang terletak jauh dari jalan yang baru sehingga
pekerjaan pembuatan jalan itu terlambat. Oleh karena itu, diusulkan
untuk memindahkan ibu kota tersebut, yaitu (ibu kota) Bandung ke
Cikapundung dan (ibu kota) Parakanmuncang ke Anawadak, kedua tempat itu
terletak di jalan besar dan selain itu sangat cocok, serta di samping
pemindahan yang telah disebutkan juga mengenai beberapa tanam-tanaman
akan dapat ditingkatkan karena lahan yang diusulkan menjadi ibu kota dan
sekitarnya sangat subur, bilamana keputusan usul mengenai pemindahan
ibu kota Bandung ke Cikapundung, dan Parakanmuncang ke Anawadak tersebut
diterima, mohon Paduka memberikan otoritas dan perintah yang harus
dilaksanakan.”
Di mana tempat yang bernama Anawadak
itu? Menurut Dr. A. Sobana Hardjasaputra, Anawadak adalah Tanjungsari
sekarang, dan perubahan nama dari Anawadak menjadi Tanjungsari,
menurutnya terjadi pada dekade ke-2 abad ke-19, atau pada tahun 1820-an
akibat perubahan kondisi alam geografis di daerah Tanjungsari yang
dahulu kala merupakan sebuah danau alami yang terbentang gunung, situ
dan lahan basah alami tempat habitat itik gunung atau disebut “Anawadak”
hidup. Dalam surat itu disebutkan juga tentang keinginan Daendels untuk
memindahkan ibu kota Parakanmuncang ke Anawadak karena Parakanmuncang
letaknya terlalu berdekatan dengan ibu kota Kabupaten Bandung yang baru. Pindahnya Kabupaten Bandung ke Kota
Bandung bersamaan dengan pengangkatan Raden Suria menjadi Patih
Parakanmuncang. Kedua momentum tersebut dikukuhkan dengan besluit (surat
keputusan) tanggal 25 September 1810. Tanggal ini juga merupakan
tanggal Surat Keputusan (besluit), maka secara yuridis formal (dejure)
ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Bandung.
Itulah sebuah perjalanan panjang mengenai sebuha kota yang kita kenal sekarang. perjalanan dari sebuah hutan belantara menjadi kota modern yang maju pesat. Tersimpan sebuah pesan kepada para generasi muda untuk terus mengingat sejarah panjang ini karena tak kenal maka tak sayang. Oleh karna itu sayangilah kotamu dengan mengenali sejarahnya.
|
suasana Priangan 1920 sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/51c473b26112436c6f00000c/koleksi-foto-hitam-putih-indonesia-jaman-hindia-belanda/96 |
|
pieterspark atau balaikota sekarang sumber : Google |
|
perekbunan kina di lembang sumber : google |
|
kebun kina di bandung utara sumber : google |
|
|
daerah Pasar baru belum ada apa apa sumber : google |
|
perkampungan di priangan Sumber : Google | |
|
|
|
|
Kota Bandung tempo dulu sumber : google |
sumber :
http://www.infobdg.com/v2/the-story-of-paradise-in-exille/
http://kaskushootthreads.blogspot.com/2014/01/foto-foto-priangan-tempo-doeloe.html
http://wisatatempoduloe.blogspot.com/2011/07/sejarah-dayeuhkolot.html
Google.com
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Ingin tau keberadaan keluarga ursone peternak susu lembang, Apakah masih ada sampai sekarang?
BalasHapus