Jika ada pertanyaan mengenai salah hotel yang terkenal dan bersejarah di Bandung kira kira apa? mungkin akan mencuat beberapa nama hotel, tapi pasti salah satunya adalah hotel Homann. banyak bintang yang pernah menginap disana, konon katanya salah satunya adalah Charlie chaplin. bagaimana kisah perjalanannya. mari kita baca bersama sama.
Hotel Homann dalam keadaan 1910-1937. Hotel ini dulu hanyalah sebuah
rumah bilik bambu yang sejak 1871 dimanfaatkan menjadi penginapan.
Pemilik adalah Adolf dan Maria Homann dari Jerman. Pada awalnya
penginapan ini bernama Hotel Post Road. Letaknya di Groote
Postweg atau yang sekarang lebih dikenal dengan jalan Asia -Afrika No. Pada tahun 1883 hotel Homann
direnovasi dalam gaya arsitektur Eklektis berdasarkan karya arsitek G.
Westerlo. Nama berubah menjadi Hotel Homann. Pada tahun 1884 sebuah
pesta besar diadakan disini untuk merayakan pembukaan jalur kereta api
yang menghubungkan Bandung dan Batavia. Renovasi dengan penambahan
hiasan Art Nouveau dan perubahan nama hotel menjadi Grand Hotel Homann
terjadi pada tahun 1910.
Maria & Adolf Homann pemilik pertama hotel Homann |
Grand Hotel Homann mulai direnovasi lagi pada Tahun 1929 dengan warna bergaya
seni Art Deco, tidak saja pada fisik bangunan tetapi hingga hiasan
interior, jendela kaca patri, ornamen dinding, dan lampu. Perkakas rumah
tangga bergaya Art Deco disuplay oleh toko Roth & Son dari Jl Braga.
Hotel ini tidak lagi dikelola keluarga Homann, tetapi oleh Frederik van
Es, mantan pengelola Hotel des Indes dari Batavia. Nama hotel pun
berubah lagi menjadi Hotel Savoy. Nama Savoy dipinjamkan dari Hotel
Savoy di London (Inggris) yang pada jaman itu merupakan salah satu hotel
paling keren di dunia. Hotel ini sudah dilengkapi dengan sarana
sanitasi modern di saat itu juga. Pada tahun 1930, majalah bulanan
Interocean (diterbitkan Official Tourist Bureau dari Batavia) ada iklan
dari Hotel Savoy yang berbunyi: „Latest sanitary Arrangements Hot and
Cold Water English Baths, First Class Cuisini and Comfort“. Sebuah
„English Bath“ adalah jambang mandi yang kecil. Bukan bak mandi berendam
(bathtube) yang cukup besar untuk tidur.
Tamu yang pernah menginap di hotel ini bukanlah sembarang tamu, banyak tokoh tokoh dunia yang juga menginap di hotel ini beberapa diantaranya adalah: Raja Siam Rama V
Chulalongkorn, Pangeran Leopold dari Belgia, Duchess of Westminster
Loelia Mary Ponsonby, Charlie Chaplin, Gubernur Jenderal Indocina
Perancis, Susuhunan Solo dan lain-lain. Pakubuwono X pernah menginap di
hotel ini juga. Pada saat sang raja menginap di hotel ini, banyak orang yang tidur di
jalan depan hotel untuk mengharapkan berkah sang Raja.
Selain itu ada juga bintang film kenamaan Charlie Chaplin dan juga aktris dari Canada Mary Pickford. Hotel Homann melakukan promosi besar-besaran pada saat mereka menginap disana. Saat itu, masyarakat datang berbondong-bondong. sembari berteriak: Chaplin! Chaplin!. Polisi datang untuk menenangkan massa. Namun mereka kewalahan karena fans Chaplin lebih banyak daripada polisi. karena itu, dibuat sebuah sebuah strategi, yaitu dua orang pemain drama didandani seperti Charlie dan Mary. Lalu Charlie dan Mary palsu itu mengendarai mobil Plymouth keluar melalui pintu gerbang hotel sedangkan mereka dikawal ketat polisi-polisi bermotor. Lalu Charlie dan Mary asli diantar ke stasiun lewat jalur lain.
Selain itu ada juga bintang film kenamaan Charlie Chaplin dan juga aktris dari Canada Mary Pickford. Hotel Homann melakukan promosi besar-besaran pada saat mereka menginap disana. Saat itu, masyarakat datang berbondong-bondong. sembari berteriak: Chaplin! Chaplin!. Polisi datang untuk menenangkan massa. Namun mereka kewalahan karena fans Chaplin lebih banyak daripada polisi. karena itu, dibuat sebuah sebuah strategi, yaitu dua orang pemain drama didandani seperti Charlie dan Mary. Lalu Charlie dan Mary palsu itu mengendarai mobil Plymouth keluar melalui pintu gerbang hotel sedangkan mereka dikawal ketat polisi-polisi bermotor. Lalu Charlie dan Mary asli diantar ke stasiun lewat jalur lain.
Sayang, setelah tentara Jepang datang hotel ini berantakan. Bahkan hotel
dijadikan asrama opsir Jepang pada tahun 1942. Hotel berikut
fasilitasnya menjadi rusak terbengkalai. Pada tahun 1945, fungsinya
diubah menjadi markas Palang Merah Internasional. Baru setahun kemudian
dikembalikan kepada Frederik van Es yang menutup mata pada tahun 1952.
Pada tahun 1953, R.M. Saddak yang pada saat itu anggota DPR RI membeli
sahamnya senilai 60% dari Istri van Es. Dan pada tahun 1957, sisa saham
yang dimiliki W.H. Hoogland juga dibeli oleh Saddak juga, sehingga 100%
saham dimiliki oleh Saddak.
Pada KAA 1955, Soekarno menginap di Savoy Homann juga di kamar 244
(Homann Suite). Ruangan itu kini sudah banyak direnovasi sehingga jauh
lebih luas dari sebelumnya. Kini, kita bisa menginap di kamar 244 dengan
tarif Rp 2.450.000 Rp. Kehadiran para tokoh penting KAA di hotel yang dibangun tahun 1871 itu
tercatat dengan rapi dalam sebuah buku tamu yang kini usianya mencapai
setengah abad. Nama dan tanda tangan mereka mengisi setiap halamannya.
Buku besar itu tidak diperlihatkan kepada sembarang orang dan hanya
dikeluarkan pada momen-momen penting.
Golden book of KAA |
sumber :
https://tempojadul.wordpress.com/2012/08/15/savoy-homann-hotel/
Sumber foto :
http://bandungsae.com/HotelHomann.jpg
http://www.savoyhomann-hotel.com/images/blog/blog1.jpg
https://kataokita.files.wordpress.com/2012/01/savoy-homann.jpg
http://www.pentalpha.nl/baroe/images/mini-Bandoeng_Savoy_Homann.jpg
http://farm4.static.flickr.com/3072/3039011063_c9269ffb0b.jpg